Monday, March 13, 2017

Kevin/Gideon Juara Ganda Putra All England 2017

Setelah berakhirnya karir M. Ahsan/Hendra Setiawan, nampaknya Indonesia tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan penggantinya. Hal ini ditunjukkan dengan keluarnya Kevin Sanjaya Sukamulyo / Gideon Markus Fernaldi sebagai juara ganda putra All England 2017. Kevin/Gideon (Kegid) tampil sangat taktis di partai final dan berhasil mengalahkan pasangan China dengan meyakinkan, dua set langsung dengan durasi hanya 35 menit. 

Melihat sepak terjang pasangan Indonesia ini cukup menarik. Ketika melihat permainannya, kesannya mereka mainnya tidak ada pola, karena bola-bolanya sangat membingungkan susah ditebak. Mungkin ini yang menjadikan lawan sangat susah membaca strategi Kegid. Di samping itu mereka memiliki kecepatan yang luar biasa, baik dalam pergerakan di lapangan maupun ketika adu pukulan dengan lawan.

Kevin, yang lebih muda, mengingatkan saya kepada Sigit Budiarto, pemain nasional Indonesia di era 90-an sampai 2000-an awal. Sigit memiliki pukulan-pukulan yang tidak standar, baik dalam pukulan serang maupun bertahan. Menariknya, Sigit merupakan pelatih Kevin semasa junior di PB Djarum. Di partai semifinal dan final, bisa dilihat bagaimana cepatnya tangan Kevin dalam melakukan pukulan drive datar dan adu netting dengan lawan. Selain itu dia juga agak "antik" karena kadang-kadang suka mengintimidasi lawan, yang menjadikan permainan menjadi lebih menarik. Bisa dibilang talenta seperti Kevin mungkin cuma muncul 10 tahun sekali. Badminton Indonesia perlu bersyukur memiliki pemain seperti ini, masih muda, bertalenta tinggi, pantang menyerah, pekerja keras. Jalan masih panjang untuk Kevin, All England hanyalah awal, sisanya tergantung bagaimana Kevin bisa fokus ke depannya.

Gideon, yang lebih senior walau kurang didengung-dengungkan di media, juga pemain yang tidak kalah hebatnya. Semangat juangnya luar biasa, ini bisa dilihat pada partai semifinal melawan Denmark. Walaupun serangan mereka agak susah ditembus, mereka tidak menyerah begitu saja dan terus mencari jalan keluar. Seperti Kevin, Gideon sama lincahnya dan biasanya smash keras dari Gideon di belakang yang sering mematikan lawan. Sebelum berpasangan dengan Kevin, Gideon cukup beruntung bisa bermain bersama dengan Markis Kido (peraih medali emas Olimpiade 2008). Dengan Markis, dia pernah meraih gelar Superseries di Perancis Terbuka walaupun pada saat itu dia tidak tergabung dengan Pelatnas. 

Menurut saya, pasangan ini bisa dikatakan sudah dalam level elit dunia. Walau mereka memiliki postur yang kecil, mereka memiliki semangat juang luar biasa dan juga didukung didukung teknik tinggi. Semoga di turnamen-turnamen besar mendatang, seperti Kejuaran Dunia, Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020 mereka dapat menorehkan prestasi yang baik.

Selamat Kevin dan Gideon,  terima kasih sudah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Indonesia BISA!


No comments: