Tuesday, September 27, 2011

Game Development - Player

Semester ini bisa dibilang saya benar-benar sibuk, "dipercaya" mengajar 13 SKS. Jadi ceritanya semester ini ngajar DDP (Dasar-dasar Pemrograman) dan Game Development. Game development ini mata kuliah yang baru buka, alias promo dan dosennya pun promo :D Setelah menelaah beberapa literatur tentang game design/development ini, ternyata game bukanlah software sembarangan.

Lalu apa sih bedanya game dengan software kebanyakan. Aspek penting yang membedakan game dengan software kebanyakan adalah adanya unsur experience. Yup, tugas kita sebagai game designer adalah bagaimana kita dapat menyampaikan experience tertentu kepada pemain dari game yang kita buat. Jadi, software yang kita buat bukan sekedar correct tapi juga harus berhasil memberikan experience yang bagus untuk pemainnya.

Lalu apa yang membuat susah? Yang namanya experience itu terjadi di dalam pikiran manusia, otak manusia. Otak bisa dikatakan adalah benda yang paling kompleks di dunia, untuk menghibur otak bukanlah pekerjaan yang mudah. Sehingga, sebagai game designer setidaknya kita harus memiliki pengetahuan bagaimana sebenarnya pikiran kita secara umum bekerja. Ok-lah mungkin untuk mengetahui pikiran sedalam itu akan sangat susah, paling tidak kita harus bisa mengidentifikasi jenis-jenis player yang ada.

Bagaimana mengidentifikasi jenis-jenis player? Tentu saja setiap manusia ini adalah pribadi yang unik, memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Namun apabila kita ingin membuat game untuk audience yang cukup besar, generalisasi terhadap audience bisa membantu kita.
Menurut Jesse Schell, pria biasanya ingin melihat unsur-unsur berikut dalam game:
- Mastery
- Destruction
- Competitive

Lihat saja anak-anak laki, biasanya mereka suka memainkan sesuatu yang membutuhkan penguasaan (mastery), memenangkan sesuatu (competition) , menghancurkan sesuatu (destruction) misalnya main tembak-tembakan, daripada menyusun balok mereka lebih suka menghancurkannya :P

Sedangkan wanita biasanya ingin melihat unsur - unsur berikut dalam game:
- Emotion
- Real world
- Fellowship
- Nurturing

Contohnya, permainan yang dipilih anak-anak cewek biasanya berhubungan dengan kehidupan di dunia nyata misalnya dokter2an, masak2an, rumah2an dst

Jadi, moralnya adalah, ketika kita mendesain suatu game kita perlu mengerti calon player kita itu seperti apa. Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka tidak sukai? Apa yang ingin mereka alami ketika memainkan game.

1 comment:

Anonymous said...

Lho.. diskriminasi gender. Itu maskulin/feminin kali Pak :))