Please help me God...
Wednesday, November 23, 2011
2012 Dream
I've set my ultimate dream for 2012. Publish one paper in SIGIR/CIKM 2012. I only need one.
Sunday, November 06, 2011
Film
Sudah agak lama tidak menonton bioskop, akhirnya minggu lalu nonton beberapa film.
Yang pertama nonton The Three Musketeers, bagi saya sih filmnya biasa saja, dengan humor yang tidak biasa. Namun, karena waktu nonton film ini bersama teman dosen lain yang masih j*mbl* juga, jadi lucu juga soalnya ada beberapa kata-kata dalam film ini yang "menohok" terutama dari karakter si Athos (salah satu Musketeers).
Contoh:
Film ke-2 judulnya Real Steel, sebelom nonton saya sangat meremehkan kualitas film ini. Ternyata setelah nonton film ini, hmmm cukup bagus ternyata. Walau filmnya tentang robot, aspek emosional yang dimasukkan cukup terasa juga. Jadi jangan heran kalo penonton juga ada yang nangis :P Baguslah pokoknya film ini. Di IMDB juga ternyata film ini ratingnya tinggi, jadi gak heranlah. Jadi inget bokap setelah nonton film ini. Miss you dad!
Yang pertama nonton The Three Musketeers, bagi saya sih filmnya biasa saja, dengan humor yang tidak biasa. Namun, karena waktu nonton film ini bersama teman dosen lain yang masih j*mbl* juga, jadi lucu juga soalnya ada beberapa kata-kata dalam film ini yang "menohok" terutama dari karakter si Athos (salah satu Musketeers).
Contoh:
Jangan percaya siapapun, terutama wanita. Engkau akan hidup lebih lama
Hidup itu terlalu singkat. Namun terlalu lama jika tanpa seseorang di sisimu
Film ke-2 judulnya Real Steel, sebelom nonton saya sangat meremehkan kualitas film ini. Ternyata setelah nonton film ini, hmmm cukup bagus ternyata. Walau filmnya tentang robot, aspek emosional yang dimasukkan cukup terasa juga. Jadi jangan heran kalo penonton juga ada yang nangis :P Baguslah pokoknya film ini. Di IMDB juga ternyata film ini ratingnya tinggi, jadi gak heranlah. Jadi inget bokap setelah nonton film ini. Miss you dad!
Tuesday, November 01, 2011
Campur campur
Ketika naik ojek tadi, seketika muncul di pikiran mengenai "ajaran2/kebiasaan2/perlakuan2" yang saya alami dari kecil sampe remaja, yaitu waktu saya tumbuh di lingkungan yang mixed. Saya sebut mixed karena walau saya sampe SMU tinggal di Salatiga yang notabene adalah tanah Jawa, orang tua saya sendiri bukan orang Jawa. Papa saya orang Ambon asli, Ibu saya keturunan Tionghoa dari Nusa Tenggara Timur.
Dibesarkan di lingkungan kultur yang campur-campur ini, banyak sekali kebiasaan2/aturan2 yang diajarkan/diberitahukan kepada saya, yang mungkin bagi sebagian orang terlihat agak "aneh".
Contoh :
- Jangan pernah bilang mau pergi ke suatu tempat yng "penting", jika kamu nggak bisa kesana.
Maksudnya? Hmm, saya sendiri nggak berani njelasinnya :D Interpretasikan sendiri saja.
- Kalau misalnya kamu sudah bilang mau layat seseorang maka kamu harus datang.
- Supaya nggak kena guna-guna pakailah (maaf) celana d*l*m terbalik.
- Kalau kita lagi bertamu terus disuguhi Teh tanpa hidangan lain, itu istilahnya namanya teh
berani.
- Dilarang menjalin hubungan (e.g. pacaran/nikah) dengan orang lain yang masih satu pela
gandong.
- Ning sekolah kowe kudu ngomong Jowo, alasane yo kowe kan wong Jowo. Yen kowe Jowo yo
ngomongo Jowo. Ini yang rada membekas waktu awal - awal SMP. Soalnya saya nggak terlalu
fasih bahasa Jawa waktu itu. Sekarang sih boleh diadu medhok dengan siapapun. Asal bukan bahasa Krama
aja hehehe.
- Jangan makan sambil berdiri.
Sempat juga merasakan hal-hal yang sedikit rasis waktu masih kecil. Anak pribumi suka mem-bully anak keturunan Tionghoa dengan memanggil Cino. Walau bukan saya yang jadi target, pengalaman tsb cukup membekas ya karena Mama saya Chinese. Waktu tahun 1998, pas Indonesia lagi mencekam dengan serangkaian kerusuhan di berbagai daerah, Mama berpesan kepada saya, kalau saya ditanya apakah kamu China, jawab tidak. Walau sebenernya saya juga merasa gak bakal ditanyain seperti itu karena wajah saya gak China2 amat karena pengaruh gen Papa saya kali ya :P .
Berkumpul dengan saudara-saudara juga menjadi sedikit aneh, kalau kumpul dengan keluarga Papa, mereka pernah bilang, wah ini bukan Ambonn, berhubung logat saya SUPER MEDHOK. Bahkan 4 tahun di Bandung, 2 tahun di Jakarta, 3 tahun di Belanda pun tidak sanggup merenggut kemedhokan saya. Kadang-kadang kurang percaya diri dengan medhok ini :P seems not cool :P ! Oh ya sekedar info, kalau anda ingin mengetes kemedhokan seseorang, mintalah dia untuk mengucapkan kata berikut: "Abdul Kadir". Perhatikan betapa njeder ndhewer ndhewer ketika dia mengucapkan "dul" dan "dir"
Btw, kalau berkumpul dengan keluarga dari Mama juga begitu, kayak beda sendiri, yang lain pada putih-putih, rambut lurus sedangkan saya kulit coklat,rambut berombak.
Alhasil saya selalu bingung kalau ditanya, kamu orang mana? Mau jawab Ambon tapi kok medhok, Mau jawab Jawa tapi ya nama saya ga ada Jawa2nya sama sekali... Nasib campur-campur :P
Dibesarkan di lingkungan kultur yang campur-campur ini, banyak sekali kebiasaan2/aturan2 yang diajarkan/diberitahukan kepada saya, yang mungkin bagi sebagian orang terlihat agak "aneh".
Contoh :
- Jangan pernah bilang mau pergi ke suatu tempat yng "penting", jika kamu nggak bisa kesana.
Maksudnya? Hmm, saya sendiri nggak berani njelasinnya :D Interpretasikan sendiri saja.
- Kalau misalnya kamu sudah bilang mau layat seseorang maka kamu harus datang.
- Supaya nggak kena guna-guna pakailah (maaf) celana d*l*m terbalik.
- Kalau kita lagi bertamu terus disuguhi Teh tanpa hidangan lain, itu istilahnya namanya teh
berani.
- Dilarang menjalin hubungan (e.g. pacaran/nikah) dengan orang lain yang masih satu pela
gandong.
- Ning sekolah kowe kudu ngomong Jowo, alasane yo kowe kan wong Jowo. Yen kowe Jowo yo
ngomongo Jowo. Ini yang rada membekas waktu awal - awal SMP. Soalnya saya nggak terlalu
fasih bahasa Jawa waktu itu. Sekarang sih boleh diadu medhok dengan siapapun. Asal bukan bahasa Krama
aja hehehe.
- Jangan makan sambil berdiri.
Sempat juga merasakan hal-hal yang sedikit rasis waktu masih kecil. Anak pribumi suka mem-bully anak keturunan Tionghoa dengan memanggil Cino. Walau bukan saya yang jadi target, pengalaman tsb cukup membekas ya karena Mama saya Chinese. Waktu tahun 1998, pas Indonesia lagi mencekam dengan serangkaian kerusuhan di berbagai daerah, Mama berpesan kepada saya, kalau saya ditanya apakah kamu China, jawab tidak. Walau sebenernya saya juga merasa gak bakal ditanyain seperti itu karena wajah saya gak China2 amat karena pengaruh gen Papa saya kali ya :P .
Berkumpul dengan saudara-saudara juga menjadi sedikit aneh, kalau kumpul dengan keluarga Papa, mereka pernah bilang, wah ini bukan Ambonn, berhubung logat saya SUPER MEDHOK. Bahkan 4 tahun di Bandung, 2 tahun di Jakarta, 3 tahun di Belanda pun tidak sanggup merenggut kemedhokan saya. Kadang-kadang kurang percaya diri dengan medhok ini :P seems not cool :P ! Oh ya sekedar info, kalau anda ingin mengetes kemedhokan seseorang, mintalah dia untuk mengucapkan kata berikut: "Abdul Kadir". Perhatikan betapa njeder ndhewer ndhewer ketika dia mengucapkan "dul" dan "dir"
Btw, kalau berkumpul dengan keluarga dari Mama juga begitu, kayak beda sendiri, yang lain pada putih-putih, rambut lurus sedangkan saya kulit coklat,rambut berombak.
Alhasil saya selalu bingung kalau ditanya, kamu orang mana? Mau jawab Ambon tapi kok medhok, Mau jawab Jawa tapi ya nama saya ga ada Jawa2nya sama sekali... Nasib campur-campur :P
Mimpi Satu Juta Dollar
Beberapa waktu lalu ketika saya lagi jalan-jalan ke Plaza Senayan, ada acara launching buku Merry Riana di Kinokuniya, yang pada dasarnya menceritakan kisahnya dia sampai sukses sekarang ini. Hmm, nih orang pasti hebatlah. Kuliah di NTU, Electrical Engineering terus dia mendapatkan 1 juta dollar pertamanya pas umur 26 kalo nggak salah. Yah kagum pastilah. Tapi entah kenapa males baca bukunya, lihat judulnya saja sudah agak malas. Soalnya saya berpikir sudah tahu intinya dari buku itu. Ya pokoknya jadi orang jangan takut bermimpi, siapapun berhak bermimpi yang tinggi, lalu ketika sudah punya mimpi ya dikejar mati-matian. Kalau gak dapet mimpinya ya ganti mimpinya, terus begitu.
Lalu apakah mimpi harus seperti Merry? Supaya punya duit satu juta dollar? Ya nggak haruslah. Yah Merry sendiri punya mimpi seperti itu karena dilatarbelakangi kehidupannya yang agak kesulitan keuangan waktu kuliah. Jadi dia ceritain, bahwa dia hidup prihatin ketika kuliah. Hingga akhirnya dia punya mimpi suatu saat untuk memiliki kebebasan finansial. Kelebihan nih orang kalau yang aku tangkap ya dia bener-bener fokus dan gak pernah menyerah dalam mengejar mimpinya.
Btw, ketika Raditya Dika ditanya, apakah mimpi satu juta dollar anda? Dia jawab, renang di Ancol minggu depan hahahahaha LOL =)) Hmm, ayo kita bermimpi! Tapi jangan lupa bangun hehehe :D
Btw, ketika Raditya Dika ditanya, apakah mimpi satu juta dollar anda? Dia jawab, renang di Ancol minggu depan hahahahaha LOL =)) Hmm, ayo kita bermimpi! Tapi jangan lupa bangun hehehe :D
Monday, October 24, 2011
DDP
Aduh.. Tadi liat-liat hasil kerja mahasiswa di Quiz 2 DDP. Hmm, kok masih ada yang nge-blank ya... Moga-moga UTS hasilnya baik-baik deh...
Pengalaman Apply US Visa - Jakarta Embassy
Pengen nulis ttg pengalaman apply US Visa :P Soalnya apply tanpa bantuan siapapun, yeah!! ;)
Proses melakukan lamaran aplikasi untuk US Visa ternyata tidak berbelit-belit. Semua syarat dan langkah-langkah yang harus dilakukan sudah cukup jelas dicantumkan di website kedutaan Amerika. Anda bisa lihat disini http://jakarta.usembassy.gov/howtoapply.html. Secara umum ada tiga tahap yaitu mengisi aplikasi secara elektronik, membayar fee ke bank yang sudah ditentukan, dan interview.
Aplikasi Elektronik
Anda harus mengisi semacam form elektronik. Buanyak buangeeet pertanyaannya. Sediakan waktu kira-kira 1-1.5 jam untuk sabar mengisi dengan SABAR dan TELITI jawaban dari pertanyaannya. Kalau dilihat sih duetil buanget, sampe pendidikan dari SD sampe yang terkini disuruh ngisi. Pokoknya jangan sampe salah ngisi, kalau gak mau disuruh pulang pas datang ke embassy. Oh iya, pas terakhir2 disuruh ngupload foto juga, dan ada spesifikasi khusus untuk fotonya e.g. 5x5, latar belakang putih dll. Saya sih waktu itu foto di Jalan Sabang, banyak tempat foto yang udah tau spesifikasi tersebut. Orang di depan tokonya aja udah ada tulisan "Foto utk US Visa dll"
Membayar Fee
Kita mbayarnya ke Bank Permata atau Standard Chartered, udah ada daftar cabangnya jg.
Interview
Ini yang paling seruuuuu!#Halah. Interviewnya harus datang ke kedutaan Amerika di daerah Gambir sono. Waktu itu sih milih interview pagi jam 07.00. Paling lambat dateng 30 menit sebelom jadwal interview. Saya datang sekitar jam 06.00, kirain masih sepi, ya amploppp udah ada 20-an orang ngantri. Ngantrinya rada "aneh", pertama-tama disuruh nunggu di jalan kecil sebelah kedutaan. Baru dekat-dekat 06.30 disuruh jalan ke depan kedutaan. Nyampe depan kedutaan disuruh kasih liat paspor sama tanda appointment kita. Abis itu ngantri lagi untuk security clearance masuk di kedutaan. Biasalah, lewat detector. Habis itu ngantri lagi nunggu loket buka. Sekitar jam 7 lewat, buka loketnya, dicek dokumen paspor lama + baru, hasil print konfirmasi aplikasi yang kita submit, dan foto 5x5. Di loket tersebut ditanya2 ttg informasi dasar aja sih. Mungkin buat verifikasi saja. Habis itu kita dikasih semacam kartu putih, lalu ada nomor grupnya. Ok deh, setelah dari loket nungguuu lagiiiii. Jadi nanti grup kita akan dipanggil terus kita diminta sidik jari elektronik. Habis itu....nunggu lagiiiiii......Terakhir tapi ini, yeaah, interview. Yang interview bule, nanya tujuan ke US, mau ngapain di US, berapa lama di US. Trus karena keperluan saya itu conference ya sudah ditanyain conferencenya itu tentang apa. Habis itu saya nawarin nunjukin invitation letter dll. Setelah itu orangnya kayaknya ngeliat-liat, ngetik-ngetik sekitar 2 menitan hening...dan akhirnya your visa is approved! Jadinya cuma tiga hari, diambil di gedung Fedex ciputat sono.
Oiya, pas interview ada kejadian menarik sih. Ya jadi kan interviewnya di loket2 gitu kan, trus ada mic di luar loket, jadinya kita bisa denger setiap wawancara itu ngomongin apa. Kasian ada satu anak, kayaknya baru lulus SMU. Kira-kira terjemahan bebasnya gini :ditanyain, mau ngapain di US? Kuliah. Kuliah apa? Engineering. Kenapa pengen kuliah engineering? Karena menarik. Latar belakang studi apa yang sudah mendukung anda untuk memilih engineering? Fisika. Tolong kasih tau saya sesuatu ttg Fisika?............ (anak itu diam) Terserah mau kasih tau apa saja, asal ttg Fisika?............................. (anak itu diam) Pakai bahasa Indonesia juga enggak apa-apa............................ (anak itu tetap diam). Dan setelah itu berlanjut ke pertanyaan selanjutnya.
Yah begitulah pengalaman apply US Visa, secara umum sih nggak terlalu ribet cuman capek pas antri saja sih .Pokoke, baca semua syarat yang ada di halaman http://jakarta.usembassy.gov/howtoapply.html. Lalu, jangan terlalu liat orang laen, ada yang bawa KTP-lah, KK-lah dll Sempet takut aja, emang disuruh bawa yaa.. Pokoke liat di web itu, kalo ga disebut ya udah ga usah dibawa.
Proses melakukan lamaran aplikasi untuk US Visa ternyata tidak berbelit-belit. Semua syarat dan langkah-langkah yang harus dilakukan sudah cukup jelas dicantumkan di website kedutaan Amerika. Anda bisa lihat disini http://jakarta.usembassy.gov/howtoapply.html. Secara umum ada tiga tahap yaitu mengisi aplikasi secara elektronik, membayar fee ke bank yang sudah ditentukan, dan interview.
Aplikasi Elektronik
Anda harus mengisi semacam form elektronik. Buanyak buangeeet pertanyaannya. Sediakan waktu kira-kira 1-1.5 jam untuk sabar mengisi dengan SABAR dan TELITI jawaban dari pertanyaannya. Kalau dilihat sih duetil buanget, sampe pendidikan dari SD sampe yang terkini disuruh ngisi. Pokoknya jangan sampe salah ngisi, kalau gak mau disuruh pulang pas datang ke embassy. Oh iya, pas terakhir2 disuruh ngupload foto juga, dan ada spesifikasi khusus untuk fotonya e.g. 5x5, latar belakang putih dll. Saya sih waktu itu foto di Jalan Sabang, banyak tempat foto yang udah tau spesifikasi tersebut. Orang di depan tokonya aja udah ada tulisan "Foto utk US Visa dll"
Membayar Fee
Kita mbayarnya ke Bank Permata atau Standard Chartered, udah ada daftar cabangnya jg.
Interview
Ini yang paling seruuuuu!#Halah. Interviewnya harus datang ke kedutaan Amerika di daerah Gambir sono. Waktu itu sih milih interview pagi jam 07.00. Paling lambat dateng 30 menit sebelom jadwal interview. Saya datang sekitar jam 06.00, kirain masih sepi, ya amploppp udah ada 20-an orang ngantri. Ngantrinya rada "aneh", pertama-tama disuruh nunggu di jalan kecil sebelah kedutaan. Baru dekat-dekat 06.30 disuruh jalan ke depan kedutaan. Nyampe depan kedutaan disuruh kasih liat paspor sama tanda appointment kita. Abis itu ngantri lagi untuk security clearance masuk di kedutaan. Biasalah, lewat detector. Habis itu ngantri lagi nunggu loket buka. Sekitar jam 7 lewat, buka loketnya, dicek dokumen paspor lama + baru, hasil print konfirmasi aplikasi yang kita submit, dan foto 5x5. Di loket tersebut ditanya2 ttg informasi dasar aja sih. Mungkin buat verifikasi saja. Habis itu kita dikasih semacam kartu putih, lalu ada nomor grupnya. Ok deh, setelah dari loket nungguuu lagiiiii. Jadi nanti grup kita akan dipanggil terus kita diminta sidik jari elektronik. Habis itu....nunggu lagiiiiii......Terakhir tapi ini, yeaah, interview. Yang interview bule, nanya tujuan ke US, mau ngapain di US, berapa lama di US. Trus karena keperluan saya itu conference ya sudah ditanyain conferencenya itu tentang apa. Habis itu saya nawarin nunjukin invitation letter dll. Setelah itu orangnya kayaknya ngeliat-liat, ngetik-ngetik sekitar 2 menitan hening...dan akhirnya your visa is approved! Jadinya cuma tiga hari, diambil di gedung Fedex ciputat sono.
Oiya, pas interview ada kejadian menarik sih. Ya jadi kan interviewnya di loket2 gitu kan, trus ada mic di luar loket, jadinya kita bisa denger setiap wawancara itu ngomongin apa. Kasian ada satu anak, kayaknya baru lulus SMU. Kira-kira terjemahan bebasnya gini :ditanyain, mau ngapain di US? Kuliah. Kuliah apa? Engineering. Kenapa pengen kuliah engineering? Karena menarik. Latar belakang studi apa yang sudah mendukung anda untuk memilih engineering? Fisika. Tolong kasih tau saya sesuatu ttg Fisika?............ (anak itu diam) Terserah mau kasih tau apa saja, asal ttg Fisika?............................. (anak itu diam) Pakai bahasa Indonesia juga enggak apa-apa............................ (anak itu tetap diam). Dan setelah itu berlanjut ke pertanyaan selanjutnya.
Yah begitulah pengalaman apply US Visa, secara umum sih nggak terlalu ribet cuman capek pas antri saja sih .Pokoke, baca semua syarat yang ada di halaman http://jakarta.usembassy.gov/howtoapply.html. Lalu, jangan terlalu liat orang laen, ada yang bawa KTP-lah, KK-lah dll Sempet takut aja, emang disuruh bawa yaa.. Pokoke liat di web itu, kalo ga disebut ya udah ga usah dibawa.
Wednesday, October 19, 2011
Hati hati dengan rm
Tadi pagi seperti biasa mengajar DDP sampe siang. Dan seperti biasa, maunya disambi demo program supaya mahasiswa harapannya lebih mengerti ketika melihat program dieksekusi. Tapi saya tadi agak lalai haha. Jadi biasanya sebelom eksekusi saya kebiasaan rm file-file *.class. Jadi kalau di Linux pakai command "rm *.class". Tapi tadi karena buru-buru aku tulis "rm *.java"!!!!!!!!!! Dan akhirnya semua source code lenyap tak bersisa. Untung cuma beberapa file doang di file tersebut.
Moral dari kisah hari ini adalah : hati-hati menggunakan rm.
Moral dari kisah hari ini adalah : hati-hati menggunakan rm.
Monday, October 03, 2011
Main Game
Sudah agak lama enggak main game di PC. Padahal dulu lumayan maniak untuk main game :P Tadi browsing-browsing kira-kira game apa yang menarik. Nemu game Team Fortress 2, kayaknya sih menarik. Moga-moga Bayu dan Gatot bisa diracunin untuk maen game ini. Udah mau nyoba download tadi, tapi harus pakai Steam. Tapi kalau dilihat trailernya sepintas, kayaknya sih menarik :D
Ngomong-ngomong maen game, tadi untuk pertama kalinya maen PES (Pro Evolution Soccer). Dibantai sama Gatot 1-3, saya pakai Barca dia pakai MU. Pertama unggul 1-0 (beginner's luck), abis itu dikurung habis sama si Gatot dan dibantai.. :( Dan tau sendirilah, gayanya Gatot... ngebully abis dahhh hahahaha..
Sore tadi jg sempet maen tenis meja bentar, lawan mahasiswa angk. 2010, cewek lagi. Dibantai juga.. Ni anak tanpa ampun lah maennya. Oh hari ini penuh dengan pembantaian :D
Ngomong-ngomong maen game, tadi untuk pertama kalinya maen PES (Pro Evolution Soccer). Dibantai sama Gatot 1-3, saya pakai Barca dia pakai MU. Pertama unggul 1-0 (beginner's luck), abis itu dikurung habis sama si Gatot dan dibantai.. :( Dan tau sendirilah, gayanya Gatot... ngebully abis dahhh hahahaha..
Sore tadi jg sempet maen tenis meja bentar, lawan mahasiswa angk. 2010, cewek lagi. Dibantai juga.. Ni anak tanpa ampun lah maennya. Oh hari ini penuh dengan pembantaian :D
Tuesday, September 27, 2011
Game Development - Player
Semester ini bisa dibilang saya benar-benar sibuk, "dipercaya" mengajar 13 SKS. Jadi ceritanya semester ini ngajar DDP (Dasar-dasar Pemrograman) dan Game Development. Game development ini mata kuliah yang baru buka, alias promo dan dosennya pun promo :D Setelah menelaah beberapa literatur tentang game design/development ini, ternyata game bukanlah software sembarangan.
Lalu apa sih bedanya game dengan software kebanyakan. Aspek penting yang membedakan game dengan software kebanyakan adalah adanya unsur experience. Yup, tugas kita sebagai game designer adalah bagaimana kita dapat menyampaikan experience tertentu kepada pemain dari game yang kita buat. Jadi, software yang kita buat bukan sekedar correct tapi juga harus berhasil memberikan experience yang bagus untuk pemainnya.
Lalu apa yang membuat susah? Yang namanya experience itu terjadi di dalam pikiran manusia, otak manusia. Otak bisa dikatakan adalah benda yang paling kompleks di dunia, untuk menghibur otak bukanlah pekerjaan yang mudah. Sehingga, sebagai game designer setidaknya kita harus memiliki pengetahuan bagaimana sebenarnya pikiran kita secara umum bekerja. Ok-lah mungkin untuk mengetahui pikiran sedalam itu akan sangat susah, paling tidak kita harus bisa mengidentifikasi jenis-jenis player yang ada.
Bagaimana mengidentifikasi jenis-jenis player? Tentu saja setiap manusia ini adalah pribadi yang unik, memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Namun apabila kita ingin membuat game untuk audience yang cukup besar, generalisasi terhadap audience bisa membantu kita.
Menurut Jesse Schell, pria biasanya ingin melihat unsur-unsur berikut dalam game:
- Mastery
- Destruction
- Competitive
Lihat saja anak-anak laki, biasanya mereka suka memainkan sesuatu yang membutuhkan penguasaan (mastery), memenangkan sesuatu (competition) , menghancurkan sesuatu (destruction) misalnya main tembak-tembakan, daripada menyusun balok mereka lebih suka menghancurkannya :P
Sedangkan wanita biasanya ingin melihat unsur - unsur berikut dalam game:
- Emotion
- Real world
- Fellowship
- Nurturing
Contohnya, permainan yang dipilih anak-anak cewek biasanya berhubungan dengan kehidupan di dunia nyata misalnya dokter2an, masak2an, rumah2an dst
Jadi, moralnya adalah, ketika kita mendesain suatu game kita perlu mengerti calon player kita itu seperti apa. Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka tidak sukai? Apa yang ingin mereka alami ketika memainkan game.
Lalu apa yang membuat susah? Yang namanya experience itu terjadi di dalam pikiran manusia, otak manusia. Otak bisa dikatakan adalah benda yang paling kompleks di dunia, untuk menghibur otak bukanlah pekerjaan yang mudah. Sehingga, sebagai game designer setidaknya kita harus memiliki pengetahuan bagaimana sebenarnya pikiran kita secara umum bekerja. Ok-lah mungkin untuk mengetahui pikiran sedalam itu akan sangat susah, paling tidak kita harus bisa mengidentifikasi jenis-jenis player yang ada.
Bagaimana mengidentifikasi jenis-jenis player? Tentu saja setiap manusia ini adalah pribadi yang unik, memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Namun apabila kita ingin membuat game untuk audience yang cukup besar, generalisasi terhadap audience bisa membantu kita.
Menurut Jesse Schell, pria biasanya ingin melihat unsur-unsur berikut dalam game:
- Mastery
- Destruction
- Competitive
Lihat saja anak-anak laki, biasanya mereka suka memainkan sesuatu yang membutuhkan penguasaan (mastery), memenangkan sesuatu (competition) , menghancurkan sesuatu (destruction) misalnya main tembak-tembakan, daripada menyusun balok mereka lebih suka menghancurkannya :P
Sedangkan wanita biasanya ingin melihat unsur - unsur berikut dalam game:
- Emotion
- Real world
- Fellowship
- Nurturing
Contohnya, permainan yang dipilih anak-anak cewek biasanya berhubungan dengan kehidupan di dunia nyata misalnya dokter2an, masak2an, rumah2an dst
Jadi, moralnya adalah, ketika kita mendesain suatu game kita perlu mengerti calon player kita itu seperti apa. Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka tidak sukai? Apa yang ingin mereka alami ketika memainkan game.
Thursday, September 22, 2011
Keramahan
Lebih ramah mana orang Belanda atau orang Indonesia ? Kalau masalah individualis sih, menurut saya orang Belanda lebih individualis. Tapi kalau masalah keramahan, kadang saya merasa orang Belanda lebih ramah.
Merujuk pada apa yang saya alami dulu di Belanda, kalau misalnya kita ke supermarket terus bayar di kasir. Pasti kasirnya bilang terima kasih, lalu have a nice day/ have a nice weekend etc. Pas pertama diperlakukan seperti itu rasanya aneh bagi saya. Dengan kata lain di Indonesia tidak terbiasa diperlakukan seperti itu.
Yang paling kentara lagi kalau di kampus, misalnya kita kerja di suatu building gitu terus kita agak sering ketemu seseorang yng sama walau kita tidak kenal sama sekali. Atau seseorang yng sering sama-sama di lift. Kadang-kadang mereka duluan yang nyapa "Hi". Begitu sebaliknya, kalau kita "nekat" nyapa pasti akan dibales. Kalau di Indo rasanya hal semacam itu aneh. Gak kenal kok ngapain nyapa.
Merujuk pada apa yang saya alami dulu di Belanda, kalau misalnya kita ke supermarket terus bayar di kasir. Pasti kasirnya bilang terima kasih, lalu have a nice day/ have a nice weekend etc. Pas pertama diperlakukan seperti itu rasanya aneh bagi saya. Dengan kata lain di Indonesia tidak terbiasa diperlakukan seperti itu.
Yang paling kentara lagi kalau di kampus, misalnya kita kerja di suatu building gitu terus kita agak sering ketemu seseorang yng sama walau kita tidak kenal sama sekali. Atau seseorang yng sering sama-sama di lift. Kadang-kadang mereka duluan yang nyapa "Hi". Begitu sebaliknya, kalau kita "nekat" nyapa pasti akan dibales. Kalau di Indo rasanya hal semacam itu aneh. Gak kenal kok ngapain nyapa.
Saat ini yang paling menyebalkan bagi saya adalah ojek. Terlepas bagaimana kerasnya hidup yang mereka alami, harusnya mereka menempatkan customer sebagai raja dong. Kalau dikasih uang pas kita bayar aja, jarang bilang terima kasih. Kalau duit yang dikasih gak cukup, ngomel-ngomel. Nyebelinlah. Kalau ada ojek yang membaca tulisan ini, maaf ya.
Subscribe to:
Posts (Atom)